Kamis, 12 November 2015

ANALISIS KEGIATAN CSR PT UNILEVER

NAMA : THARIQ AFIF R. H
NPM : 17212345
KELAS : 4EA02
MATA KULIAH : ETIKA BISNIS






1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


          Sejak didirikan pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia  telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan dalam Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. PT Unilever terkenal dengan produk-produknya seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain. Saham PT Unilever pertamakali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia seja 11 Januari 1982. Pada akhir tahun 2011, saham perseroan menempati peringkat keenam kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. PT Unilever memiliki dua anak perusahaan : PT Anugrah Lever (dalam likuidasi), kepemilikan Perseroan sebesar 100% (sebelumnya adalah perusahaan patungan untuk pemasaran kecap) yang telah konsolidasi dan PT Technopia Lever, kepemilikan Perseroan sebesar 51%, bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor produk dengan merek Domestos Nomos.

            PT Unilever tidak hanya menjadikan profit semata sebagai orientasi bisnis, tetapi juga kepentingan orang banyak, yaitu dengan cara menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR), terutama dari sisi Lingkungan, Nutrisi, Higiene dan Pertanian Berkelanjutan. Program CSR dari PT Unilever antara lain: kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy), program Edukasi kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent), program Pelestarian Makanan Tradisional (Bango) serta program Memerangi Kelaparan untuk membantu anak Indonesia yang kekurangan gizi (Blue Band).

            Pada kampanye Cuci Tangan dengan Sabun, PT Unilever ikut berpartisipasi pada setiap Hari Cuci Tangan Sabun Sedunia digelar, dengan cara mengerahkan perwakilannya dalam produk  sabunnya, Lifebuoy. Pada acara tersebut, Lifebuoy mengedukasi responden acara yang mayoritas anak-anak untuk menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang dimana program ini juga ikut diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, melalui salah satu pilarnya yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Selain itu Lifebuoy juga ikut memperbaiki akses air bersih di beberapa daerah, seperti NTT. Pada acara ini, Lifebuoy berharap agar masyarakat terutama anak-anak agar lebih peduli dalam menjaga kesehatannya, dengan cara mencuci tangan sebelum menjalankan aktivitasnya.

Tercatat dalam sejarah banyak peran Lifebuoy dalam mencegah penyebaran kuman dan penyakit, diantaranya:


·     Selama Serangan kilat ke London pada tahun 1940, sabun Lifebuoy memberikan fasilitas mencuci darurat gratis bagi penduduk kota London. Mobil gerbong Lifebuoy dilengkapi dengan alat pancuran air hangat, sabun dan handuk.

·   Setelah terjadinya tsunami di Asia pada tahun 2004, sabun batangan Lifebuoy merupakan elemen kunci dalam paket lepas yang dibagi-bagikan di wilayah India Selatan, Sri Lanka dan Indonesia untuk membantu mencegah penyebaran penyakit infeksi yang mewabah setelah terjadinya bencana tersebut.

·      Pada tahun 2005 lebih dari 200.000 sabun batangan Lifebuoy disumbangkan kepada UNICEF dan Komite Palang Merah Internasional untuk membantu operasi penanggulangan akibat gempa bumi di India Utara dan Pakistan.




  PT Unilever turut berpartisipasi dalam program Edukasi kesehatan Gigi dan Mulut dengan cara mengerahkan divisi pasta giginya, Pepsodent, untuk berkolaborasi dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) untuk menyelenggarakan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) setiap tahunnya. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak tahun 2010. Melalui acara ini, Pepsodent berharap agar masyarakat, teruatama anak-anak meningkatkan kesadarannya dalam menjaga kesehatan giginya serta lebih rajin berkonsultasi ke dokter gigi.

            Pada program Pelestarian Makanan Tradisional, divisi Food PT Unilever melalui Kecap Bango menggelar acara Festival Jajanan Bango yang diadakan setiap tahun sejak tahun 2005. Setiap acara ini digelar, PT Unilever terus mengajak masyarakat ikut melestarikan berbagai makanan tradisional Nusantara warisan leluhur. Selain itu juga di acara ini, masyarakat yang datang bisa mempelajari jenis masakan nusantara yang masih belum diketahui. Dengan diadakannya acara ini, diharapkan masyarakat Indonesia lebih menghargai budaya sendiri, terutama makanan nusantara.

            PT Unilever juga berpartisipasi dalam acara End Hunger: Walk The World yang diadakan setiap tahun oleh United Nations-World Food Programme (WFP) untuk menyediakan bantuan pangan sekolah bagi sekitar 59 juta anak di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pada program ini, PT Unilever mengandalkan salah satu produk margarine unggulannya, Blue Band untuk mewakili PT Unilever.


Selain itu PT Unilever juga memiliki yayasan yang bertujuan untuk untuk mencari dan memberdayakan potensi masyarakat, memberikan nilai tambah bagi masyarakat, menyatukan kekuatan dengan mitra-mitranya dan bertindak sebagai katalis untuk pembentukan kemitraan.

            Berdasarkan kontribusi-kontribsi yang diberikan oleh PT Unilever diatas, maka penulis ingin menganalisis progam  Corporate Social Responsibility (CSR) PT Unilever.


2. TEORI

2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

            Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep yang mengajarkan bahwa suatu organisasi/perusahaan memiliki tanggung jawab tidak hanya pada kondisi finansial saja, tetapi juga terhadap pihak-pihak yang memiliki kepentingan atas perusahaan tersebut, seperti konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan, dari sisi ekonomi, sosial dan lingkungan. Dengan menganut konsep ini, sebuah perusahaan tidak hanya terpaut terhadap tujuan finansial saja, tetapi juga memiliki peran yang sangat penting dalam ikut menyejahterakan kehidupan orang banyak.


2.2 Alasan melibatkan CSR dalam operasional perusahaan 


2.2.1 Sumber Daya Manusia


            Salah satu perusahaan melaksanakan CSR adalah untuk menarik SDM yang memiliki antusias yang sama dalam bidang sosial untuk membantu masyarakat. Dengan tujuan yang sama, maka dalam menjalankan usahanya, dapat berjalan lancar, karena            perusahaan dan karyawannya memiliki tujuan yang sama, yaitu bukan hanya profit, tetapi juga kontribusi terhadap kesejahteraan banyak orang.


2.2.2 Manajemen Risiko

            Risiko dapat diperkecil dengan menggunakan konsep CSR dalam operasional, karena sistem yang digunakan cenderung transparan, sehingga risiko untuk melakukan perbuatan yang melanggar hukum juga akan berkurang, seperti KKN, pencemaran lingkungan dan sebagainya.



2.2.3 Membedakan Merk

            Perusahaan bisa menggunakan CSR untuk menciptakan loyalitas konsumen karena konsumen seperti dasarnya manusia, memiliki sifat sosial dan simpati terhadap lingkungan. Dengan memperhatikan tujuan perusahaan, konsumen jadi tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan perusahaan tersebut, karena kedua pihak memiliki paham yang sama dalam bidang sosial dan lingkungan.


2.2.4 Izin Usaha


            Dengan menerapkan CSR, maka perusahaan akan mendapatkan image sebagai perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga sebagai perusahaan yang peduli terhadap kondisi sosial dan lingkungan, baik domestik maupun global. Dengan image seperti itu, perusahaan mendapatkan lebih banyak kemudahan dalam mendapat izin dari pemerintah untuk beroperasi, baik di dalam negeri maupun luar negeri.



3. ANALISIS

            PT Unilever telah menerapkan konsep CSR dalam operasionalnya dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan dilibatkannya produk-produknya dalam memberikan perubahan terhadap masyarakat maupun lingkungan. Hal ini berarti bahwa produk-produk yang dihasilkan oleh PT Unilever tidak hanya memberikan manfaat ekonomi terhadap penggunanya, tetapi juga manfaat sosial karena dengan mengkonsumsi produk PT Unilever,  konsumen sadar telah memberikan kontribusinya dalam perubahan terhadap masyarakat dan lingkungan.



Philip Kotler dan Nancy Lee menyatakan ada dua jenis kegiatan CSR, yaitu corporate social marketing (CSM) dan cause related marketing (CRM). Pada CSM, Perusahaan menggunakan media untuk menyampaikan aspirasinya terhadap suatu isu. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang hingga masyarakat mengerti akan pesan yang disampaikan oleh perusahaan tersebut. Pada CRM, perusahaan menggunakan teknik promosi seperti menyumbangkan sebagian hasil penjualannya atas suatu produk untuk membantu memperbaiki kondisi sosial dan lingkungan.

            Dari penjelasan diatas, sudah jelas jika PT Unilever menggunakan pendekatan CRM dalam menjalankan kegiatan CSR nya. Hal ini ditunjukkan dengan begitu banyak acara yang diikuti atau diselenggarakan oleh PT Unilever dalam memberikan kontribusinya terhadap masyarakat dan lingkungan, dengan cara melibatkan produk-produknya ke dalam acara-acara tersebut. Langkah ini semakin menguatkan image PT Unilever sebagai perusahaan yang peduli terhadap masyarakat dan lingkungan.



4. KESIMPULAN


Berdasarkan analisis diatas, dapat dipelajari bahwa langkah yang diambil oleh PT Unilever sudah tepat, karena tidak hanya mengejar profit, tetapi juga membantu memperbaiki kondisi masyarakat dan lingkungan. Jadi, dengan memproduksi produk-produk seperti Lifebuoy dan Blue Band, PT Unilever tidak hanya mengejar keuntungan saja, tetapi juga melaksanakan program CSR nya melalui produk-produk tersebut.


5. REFERENSI

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan

http://www.unilever.co.id/id/aboutus/unilever-brightFuture/

http://www.unilever.co.id/id/media-centre/pressreleases/2013/Perjalanan-Festival-Jajanan-Bango-2013-di-Jakarta.aspx


http://www.unilever.co.id/id/brands-in-action/detail/Lifebuoy/320538/
























Tidak ada komentar: