Kamis, 08 Oktober 2015

IKI PALEK : TRADISI MEMOTONG JARI SUKU DANI, WAMENA, PAPUA

NAMA : THARIQ AFIF R. H
NPM     : 17212345
KELAS : 4EA02






TUGAS SOFTSKILL ETIKA BISNIS





1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


            Keluarga merupakan pondasi utama bagi manusia dalam menjalani hidupnya di dunia ini. Tanpa keluarga, manusia akan kehilangan salah satu kekuatan utamanya. Oleh karena itu, keluarga merupakan harta yang paling berharga bagi seorang manusia. Meninggalnya salah satu anggota keluarga merupakan salah satu momen yang paling menyedihkan dalam perjalanan hidup manusia. Tanggapan tiap orang berbeda-beda dalam menerima kepergian anggota keluarganya. Ada yang dengan mendalami ilmu agama,  menenggak minuman keras, atau ada yang malah meratapi kepergian keluarganya dengan cara melakukan bunuh diri. Tapi bagi masyarakat suku Dani di pegunungan tengah Papua, meratapi kepergian anggota keluarganya dapat dilakukan dengan cara memotong salah satu ruas jari mereka atau daun telinga bagi tiap anggota keluarga yang meninggal. Tradisi itu disebut dengan Iki Palek.

            Tradisi ini biasa dilakukan oleh kaum ibu ketika anggota keluarganya meninggal. Tapi hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa kaum pria juga akan melakukan hal yang serupa. Meskipun tradisi ini sering dikatakan sebagai sesuatu yang aneh dan ekstrim, tetapi bagi masyarakat suku Dani tradisi ini merupakan tanda belasungkawa yang mendalam atas kematian anggota keluarganya. Menurut kepercayaan mereka, jari melambangkan simbol kekeluargaan dan kerukunan. Jika dicermati lebih mendalam, perbedaan setiap bentuk jari seakan melambangkan tiap kekuatan yang disumbangkan oleh tiap-tiap jari tersebut untuk membentuk kekuatan yang dimiliki oleh tangan tersebut. Antara satu jari dengan jari lainnya saling melengkapi tiap kekurangan yang dimiliki. Jika salah satu jari hilang, maka kekuatan jari-jari yang lain akan berkurang dan merasa tangan tersebut akan merasa kesakitan. Seperti yang diungkapkan oleh pepatah lama Papua: "Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik" atau yang berarti “pedoman dasar hidup bersama dalam satu keluarga, satu fam/marga, satu honai (rumah), satu suku, satu leluhur, satu bahasa, satu sejarah/asal-muasal, dan sebagainya”. (Hisage, Yulianus Joli, 07:2005).

            Meskipun bagi ibu dalam suku Dani yang telah menjalankan tradisi ini, mereka masih bersemangat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, seperti mengurus kebun dan memberi makan babi-babinya. Jika yang meninggal adalah istri yang tidak memiliki orang tua, maka suami dari istri tersebutlah yang harus melakukan Iki Palek.

Pada tradisi iki palek, ruas jari dipotong dengan menggunakan kapak batu yang telah disediakan. Setelah dipotong, ruas jari akan dibaluri obat-obatan tradisional untuk menyembuhkan lukanya. Jika pelaku Iki Palek telah kehilangan seluruh ruas jarinya, maka yang akan dipotong selanjutnya adalah dauntelinganya yang disebut dengan Nasu Palek. Selain tradisi potong jari, cara berkabung masyarakat suku Dani adalah dengan tradisi mandi lumpur, yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Masyarakat suku Dani melakukan tradisi ini karena percaya bahwa setiap orang yang telah meninggal dunia akan kembali ke alam (tanah), dalam hal ini dilambangkan dengan lumpur.

Meskipun pada tradisi potong jari, setelah memotong jarinya diberikan ramuan obat tradisional untuk menghilangkan rasa sakit, masyarakat suku dani percaya bahwa satu-satunya hal yang akan menghilangkan luka atas kematian anggota keluarganya adalah waktu, yang akan secara perlahan menghilangkan luka tersebut.

2. TEORI

2.1 Pengertian Etika

            Secara bahasa, etika berasal dari kata Yunani ‘Ethos’, yang berarti adat istiadat. Etika sering dihubungkan dengan suatu perilaku/kebiasaan hidup yang dinilai baik berdasarkan kode moral, baik pada diri sendiri maupun orang-orang sekitar. Etika tidak akan ada sampai sekarang jika tidak dijaga dan dilestarikan oleh generasi sebelumnya sehingga bisa dipelajari oleh generasi mendatang.

            Etika juga memiliki pengertian yang sama dengan moral, yang secara umum berarti panduan tentang bagaimana manusia harus  hidup sebagai individu yang baik yang diaplikasikan dalam kebiasaan hidup sehari-hari dan diulang secara terus-menerus. Meskipun begitu, manusia tidak dapat langsung menggunakan etika sebagai panduan yang siap pakai dalam membimbingnya dalam berperilaku setiap hari.

            Etika juga sering digunakan sebagai refleksi kritis dan rasional, terutama dalam permasalahan:

  •       Menentukan haruskah norma dan nilai tertentu dilaksanakan dalam situasi yang dihadapi oleh seseorang
  •     Menentukan apakah suatu tindakan/perilaku yang tidak sesuai dengan nilai moral harus dicap sebagai tindakan yang tidak terpuji dan melanggar nilai norma dan moral atau sebaliknya
  •    Apakah dalam situasi tertentu seseorang harus bertindak sesuai dengan nilai norma yang berlaku dalam masyarakatnya atau sebaliknya, melawan nilai dan moral tersebut untuk melakukan sesuatu yang menurutnya baik dan rasional.


      Sehingga bisa dikatakan bahwa etika selalu dikaitkan dengan sesuatu yang rasional. Rasional dan baik tidak dapat dikatakan sebagai satu pengertian. Baik menurut seseorang/masyarakat belum tentu baik bagi seseorang/masyarakat lainnya. Tetapi etika, karena  dititikberatkan sebagai refleksi kritis dan rasional, bisa mengajari manusia kodrat yang diterima oleh manusia sebagai sesuatu yang masuk akal.

2.2 Tiga Norma Umum

            Norma dapat dibedakan kedalam kategori berikut:

  1.  Norma Khusus
  2. Norma Umum, yang dibagi lagi kedalam:

·         Norma Sopan santun
·         Norma Hukum
·         Norma moral

  1. Norma Khusus

Norma ini berarti aturan/tata karama yang berlaku dalam kegiatan yang bersifat khusus, seperti aturan ketika mengemudikan kendaraan, atau aturan dalam mengekspresikan keterampilan dalam karya seni, dan kegiatan khusus lainnya.


2.       Norma Umum

Norma ini bersifat umum, berarti bahwa norma ini berlaku hampir di seluruh bidang kegiatan yang biasa dilakukan oleh manusia.



  •  Norma Sopan santun

Norma sopan santun mengatur bagaimana manusia harus berperilaku dan berinteraksi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari, seperti bagaimana manusia harus menggunakan tat bahasa yang baik dan tidak menyinggung perasaan orang lain, bagaimana cara memperlakukan orang yang lebih tua darinya, dan masih banyak lagi norma sopan santun yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.



  •  Norma Hukum

Norma ini tidak hanya berlandaskan pada moral atau aturan tidak terulis lainnya, tetapi lebih menitikberatkan pada aturan hukum yang tertulis dan telah disepakati oleh masyarakat dan badan institusi yang berwenang. Keunikan dari norma ini adalah bagi setiap orang yang melanggar akan dikenakan sangsi sesuai dengan peraturan/norma yang berlaku. Norma ini lebih efektif karena selain memiliki sangsi juga berfungsi sebagai kontrol sosial yang bagi sebagian orang memberikan efek menakut-nakuti dan jera bagi yang ingin melanggar.
Contohnya mencuri. Hukuman yang paling umum bagi pencuri adalah dipenjara pada periode yang ditentukan. Mencuri tidak hanya melanggar norma sopan santun saja, tetapi juga melanggar norma hukum karena telah melanggar hukum yang telah dibuat dan disepakati.



  •  Norma Moral

Berbeda dengan norma hukum yang dibuat secara tertulis dan dibuat untuk kepentingan orang banyak, norma moral datang dari dalam batin masing-masing orang mengenai apa yang menurut mereka baik dan mana yang buruk. Oleh karena itu setiap konflik yang terjadi sejak zaman dahulu kala sering disebabkan oleh norma moral yang berbeda yang masing-masing dipegang oleh seseorang dan orang lainnya.

2.3 Teori Etika

Etika dibedakan menjadi empat jenis:
  •  Etika Teleologi
  • Etika Deontologi
  •  Teori Hak
  • Teori Keutamaan (Virtue)


a.         Etika Teleologi

Etika berasal dari kata Yunani, telos, yang berarti tujuan. Sehingga etika sering diartikan sebagai pengukur/indikator dalam menentukan baik buruknya suatu tindakan/perilaku berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan tersebut, atau berdasarkan akibat/efek yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut.

Etika Teleologi memiliki dua aliran:

·         Egoisme Etis
Manusia terlahir sebagai makhluk yang akan selalu mengejar kepentingan pribadinya, sehingga pandangan egoisme menyatakan bahwa pada dasarnya manusia selalu berusaha untuk menyejahterakan dirinya sendiri. Seseorang yang memiliki pandangan ini beranggapan bahwa mengejar kepentingan pribadinya adalah tindakan yang menjunjung moral.

·         Utilitarianisme
Pandangan ini menyatakan bahwa segala sesuatu yang baik atau bermoral adalah segala sesuatu yang membawa manfaat, bukan hanya bagi pelaku atau orang-orang terdekatnya saja, tetapi juga masyarakat tempat dia hidup. Pandangan inimemaparkan bahwa semakin banyak orang yang merasakan manfaat dari perbuatan tersebut maka semakin baik perbuatan tersebut. Utilitarianisme dibedakan menjadi dua macam : Utilitarianisme Perbuatan dan Utilitarianisme Aturan.

b.         Etika Deontologi

Deontologi berasal dari kata Yunani ’deon’ yang berarti kewajiban. Hal ini berarti bahwa menurut jenis etika ini, baik buruknya suatu perbuatan dinilai berdasarkan kewajiban yang dimiliki oleh tiap orang. Jika seseorang melakukan kewajiban tersebut, maka orang tersebut dikatakan melakukan perbuatan yang baik. Sebaliknya jika dia tidak melakukan atau melanggar kewajiban tersebut, maka orang tersebut dapat dikatakan telah melakukan perbuatan yang tidak baik.
Etika Deontologi memiliki tiga prinsip yang harus dipenuhi:

Ø  Agar suatu tindakan memiliki nilai moral, maka tindakan tersebut harus dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang dimiliki.
Ø  Nilai moral dari suatu tindakan tidak ditentukan dari apakah tujuan dari kewajiban tersebut tercapai, tetapi pada niat/kemauan dari pelaku dalam melaksanakan kewajiban tersebut.
Ø  Kewajiban merupakan sesuatu yang dilakukan berdasarkan rasa hormat seseorang terhadap hukum moral yang berlaku.


c.  Teori Hak

Teori ini merupakan pendekatan yang paling sering digunakan dalam mrnrntukan baik buruknya suatu perbuatan. Teroi hak merupakan salah satu cabang dari etika deontologi, dimana etika deontologi berdasarkan pada kewajiban, teori hak berdasarkan pada hak tiap orang. Hak didasarkan pada derajat/martabat tiap orang, dan derajat tiap orang adalah sama. Hal ini berarti baik buruknya perbuatan tiap orang, tidak mempengaruhi keadaan bahwa derajat tiap orang sama.


d.    Teori Keutamaan

Teori ini memandang baik buruknya suatu perbuatan dari sikap atau akhlak seseorang. Contoh indikator dari teori ini adalah: kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja keras dan masih banyak lagi. Namun begitu, keutamaan juga memiliki sikap utamanya, seperti kejujuran, loyalitas, kepercayaan dan sikap-sikap terpuji lainnya yang dapat menentukan baik-buruknya perbuatan tersebut.



3. ANALISIS

            Jika dianalisis berdasarkan ketiga jenis norma, tradisi Iki Palek telah menjunjung ketiga jenis norma tersebut. Tradisi Iki Palek mengajarkan untuk menghormati anggota keluarga yang telah meninggal dengan cara memotong jari. Perlu dicatat bahwa disini yang penting bukanlah bagian “memotong jari”, tetapi memberikan rasa hormat kepada keluarga yang telah berpulang. Pada bagian tersebut tradisi ini telah mengaplikasikan jenis norma moral.

            Meskipun menurut orang-orang di luar Suku Dani bahwa tradisi ini dianggap ekstrim dan tidak perlu dilakukan serta tidak rasional, tetapi tidak bagi Suku Dani. Karena meskipun telah melakukan Iki Palek sekalipun, kaum ibu yang melakukannya masih bisa melakukan kegiatan sehari-hari untuk menopang keluarga dan masyarakatnya. Hal ini menunjukkan bahwa kaum ibu tidak hanya memiliki rasa sayang yang besar terhadap keluarganya saja, tetapi juga kekuatan dan mental yang tidak dapat dikalahkan dalam menopang keluarganya dan orang-orang disekitarnya.

            Tradisi Iki palek merupakan tradisi yang berlaku pada masyarakat suku Dani sejak waktu yang sangat lama. Meskipun tidak dapat diketahui apakah tradisi tersebut masih dilaksanakan atau tidak, tradisi Iki Palek mengajarkan betapa pentingnya rasa kekeluargaan dan rasa hormat yang harus dipegang dalam bermasyarakat.  Suku Dani mengerti betapa pentingnya keluarga yang mereka miliki, orang-orang dan kerabat terdekatnya, sehingga tradisi Iki Palek tidak dapat dilakukan tanpa rasa sayang dan komitmen yang tulus dari mereka yang telah ditinggal keluarganya.



4. REFERENSI


http://travel.detik.com/read/2012/11/28/221702/2104429/1025/wow-potong-jari--daun-telinga-tradisi-unik-suku-dani

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1065/tradisi-potong-jari

http://citizen6.liputan6.com/read/761129/potong-jari-tradisi-ekstrim-suku-dani-saat-berduka


http://travel.detik.com/read/2014/09/04/074457/2680787/1519/6/potong-jari--5-hal-unik-dari-suku-dani-di-papua#menu_stop








































1 komentar:

Anonim mengatakan...

Sands Casino | Online Gaming in the USA | Tequila Dealers
With 인카지노 this Vegas style casino, you'll experience everything from the slot machines, to video poker to 카지노사이트 video table games. Play your favorite table games in septcasino