Senin, 29 Desember 2014

TUGAS SOFTSKILL : PERILAKU KONSUMEN

MAKALAH PERILAKU KONSUMEN

PERILAKU KONSUMEN DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR REFERENSI, INDIVIDU, KELUARGA DAN SITUASI




DISUSUN OLEH:

THARIQ AFIF R. HAKIM (17212345)
3EA02

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul " Perilaku Konsumen di Indonesia berdasarkan Faktor Referensi, Individu, Keluarga dan Situasi" ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengambil banyak referensi dari berbagai sumber seperti majalah dan internet. Penulis juga memasukkan asumsi yang penulis dapat dari pengamatan penulis terhadap objek dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam makalah ini, penulis ingin mengemukakan pendapat penulis mengenai perilaku konsumen masyarakat Indonesia di Indonesia dengan memperhatikan beberapa indikator, yaitu faktor referensi, individu, keluarga dan situasi.
Penulis menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman tentang proses pembelian masyarakat Indonesia menjadi salah satu hambatan dalam penulisan makalah ini. Sekiranya, penulis meminta maaf sebesar-besarnya atas semua kesalahan yang pembaca temukan di dalam makalah ini.
Harapan penulis, dengan disusunnya makalah ini bisa memberikan pengetahuan baru kepada para pembaca sekalian mengenai perilaku konsumen dan dan faktor apa yang paling mempengaruhi keputusan pembelian di Indonesia. 


Depok,  Desember 2014

Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia memiliki beberapa faktor yang melatarbelakangi pembelian suatu barang dan atau jasa. Beragamnya faktor-faktor tersebut ikut mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh seluruh orang. Pembelian tersebut dikategorikan kedalam dua jenis, yaitu pembelian untuk memenuhi kebutuhan utama dan pembelian berdasarkan faktor selain kebutuhan utama.
Pembelian yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan utamanya merupakan motif dasar seseorang dalam membeli suatu produk. Hal ini dilakukan semata-semata untuk memenuhi kebutuhannya yang dimana barang yang dibelinya dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Sedangkan faktor yang lain yang mendasari seseorang dalam membeli suatu barang selain untuk memenuhi kebutuhan utamanya adalah berdasarkan faktor referensi (media), individu, keluarga dan situasi. Pada zaman modern ini, faktor-faktor tersebut sering mempengaruhi motivasi seseorang dalam membeli barang. Fenomena tersebut bahkan bisa menyeimbangi pembelian barang yang mdidasari akan kebutuhan akan kegunaaan barang tersebut.
Tingginya angka pembelian berdasarkan faktor-faktor tersebut didorong oleh perkembangan zaman yang cepat, mobilitas yang mudah dan sudut pandang masayarakat yang maju. Orang-orang tidak lagi membeli suatu barang hanya karena orang tersebut butuh akan barang tersebut, tetapi juga karena didorong oleh orang-orang di sekitarnya, maskipun dia tidak terlalu membutuhkan barang tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil tema dengan judul “Perilaku Konsumen di Indonesia berdasarkan Faktor Referensi, Individu, Keluarga dan Situasi”.

 1.2  Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.      Apakah pengaruh yang diberikan faktor-faktor referensi (media), individu, keluarga (family life circle), dan situasi terhadap keputusan pembelian di Indonesia?

1.3  Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menjelaskan pengaruh yang diberikan faktor-faktor referensi (media), individu, keluarga (family life circle), dan situasi terhadap keputusan pembelian di Indonesia.

1.4  Manfaat Penelitian
Dengan membaca karya tulisan ini, penulis berharap agar pembaca sekalian bisa lebih memahami tentang pengaruh yang diberikan faktor-faktor referensi (media), individu, keluarga (family life circle), dan situasi terhadap keputusan pembelian di Indonesia.




BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengaruh Faktor Referensi (media) terhadap Keputusan Pembelian di Indonesia

Dalam rangka menjangkau pasar yang lebih luas, suatu perusahaan sering menggunakan terknik pemasaran dengan menggunakan iklan. Dengan iklan yang dipasang pada berbagai media, seperti majalah, televisi, koran, dan internet, perusahaan mengharapkan produknya dapat dikenali oleh masyarakat luas, terutama pada zaman yang telah maju ini dimana dalam mendapatkan informasi telah ditemukan berbagai alternatif seperti televisi, telepon dan berbagai media komunikasi lainnya.
Dalam memasarkan produknya lewat iklan, perusahan selalu mengutamakan brand image seperti apa yang sesuai dengan karakteristik pembeli yang menjadi objek pemasarannya. Dengan mempelajari karakteristik pembeli, perusahaan bisa menentukan tampilan produk yang akan ditampilkan pada iklan yang akan dipasangnya. Meskipun begitu, terdapat peraturan pemerintah yang mengatur tata krama dalam memasarkan produknya di iklan yang berbeda-beda di setiap negara. Peraturan-peraturan tersebut turut mempengaruhi strategi perusahaan dalam memasarkan produknya lewat iklan.

Di Indonesia, masih terdapat beberapa iklan perusahaan rokok yang ditayangkan di televisi, meskipun hal tersebut telah dilarang oleh banyak negara maju. Meskipun begitu, pemerintah melarang perusahaan rokok untuk menampilkan tayangan orang merokok dalam setiap iklannya, berkaitan dengan tata krama dan tingginya angka perokok aktif di Indonesia. Peraturan pemerintah tersebut turut mempengaruhi tampilan (image) produk yang dipasarkan oleh perusahaan, sehingga ikut mempengaruhi keputusan pembelian masayarakat Indonesia terhadap penjualan rokok di Indonesia. Selain itu, dengan dipasangnya gambar-gambar dan peringatan ikut mempengaruhi keputusan pembelian trhadap rokok, karena dengan gambar dan peringatan tersebut, produk tersebut mendapatkan kesan bahwa produk tersebut tidak layak dikonsumsi dan dapat mengakibatkan efek yang buruk secara fisik terhadap masayarakat Indonesia.

Selain faktor peraturan pemerintah yang mempengaruhi iklan perusahaan, menarik tidaknya suatu iklan juga sering mempengaruhi keputusan pembelian terhadap suatu produk. Iklan yang dirancang semenarik dan sekreatif mungkin cenderung mendapat perhatian yang lebih banyak ketimbang iklan yang kurang diperhatikan dalam pembuatannya. Iklan yang menarik tersebut sering menarik perhatian masayarakat banyak, meskipun produk yang dipasarkan secara prioritas bukan tergolong kebutuhan primer. Dengan iklan yang menarik, angka pembelian handphone dapat mengungguli pembelian beras di suatu negara. 


2.2 Pengaruh Faktor Individu terhadap Keputusan Pembelian di Indonesia       

Dalam melakukan pembelian, seseorang dengan orang lain didorong oleh berbagai motivasi yang berbeda. Tetapi secara garis besar, motivasi tersebut datang dari dalam diri sendiri dan dari orang lain. Seseorang yang membeli barang karena kemauan sendiri cenderung menggunakan berbagai faktor sebagai acuan dalam membeli suatu barang, seperti kebutuhan, pengalaman dan kepribadian yang datang dari diri sendiri.

Berbeda dengan orang yang membeli suatu barang karena didorong oleh orang lain. Tipe pembeli seperti ini cenderung menggunakan lingkungan sosialnya sebagai acuan dalam membeli barang. Jenis pembeli seperti ini cenderung menggunakan faktor sosial dalam mebeli suatu barang. Mereka akan mengukur nilai suatu barang bukan dari fungsinya, melainkan dari atribut yang dimiliki oleh barang tersebut. Fenomena seperti ini telah sering terjadi di Indonesia, dimana seseorang akan memilih untuk menghabiskan uangnya untuk makan di restoran mewah ketimbang di warteg atau warung sederhana. 

Dari segi fungsi, restoran mewah dan warteg sama-sama menyediakan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan seseorang. Yang membedakan antara restoran mewah dan warteg adalah atribut yang lebih tinggi yang dimiliki oleh restoran mewah ketimbang yang dimiliki oleh warteg. Seseorang yang makan di restoran mewah bersama dengan rekan-rekannya yang memiliki kemampuan ekonomi yang mumpuni akan mendapatkan kesan memiliki status sosial yang tinggi daripada yang makan sendirian di warung sederhana.


2.3 Pengaruh Faktor Keluarga (family life circle) terhadap Keputusan Pembelian di Indonesia

Berdasarkan umur, kebutuhan setiap orang juga berbeda berdasarkan umur seseorang tersebut. Kebutuhan utama bayi yang sedang berada didalam kandungan adalah pola hidup sehat yang dijaga oleh ibunya, untuk keselamatan dan kesehatan bayi tersebut ketika lahir keelak. Kebutuhan ini mendorong sang ibu untuk memprioritaskan pengeluarannya pada makanan yang sehat, susu ibu hamil yang terjamin kualitasnya dan program untuk mempersiapkan dirinya ketika akan melahirkan.
Berbeda dengan kebutuhan anak balita yang membutuhkan pendidikan yang layak untuk menanamkan minat pada bidang yang akan ditekuni di masa depan. Orang tua perlu memilih sekolah yang tepat agar anaknya mendapatkan pendidikan yang layak, untuk mempersiapkan bekal buat masa depan.

Semakin bertambah umur seseorang, semakin kompleks kebutuhan orang tersebut. Berawal dari kebutuhan mendasar hingga berkembang menjadi kebutuhan yang bukan hanya dasar saja, tetapi juga segala kebutuhan yang membantu ia dalam menjalin hubungan dengan orang-orang disekitarnya.  Semakin tua seseorang, anggaran hidup orang tersebut juga akan bertambah, beriringan dengan bertambahnya kebutuhan hidup sehari-hari. 

2.4 Pengaruh Faktor Situasi terhadap Keputusan Pembelian di Indonesia

Situasi seseorang ikut mempengaruhi kebutuhan orang tersebut, sehingga akan mempengaruhi pembelian barang untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dimana kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh situasi/kondisi orang tersebut. Seseorang yang sakit akan memerlukan perawatan yang baik untuk mengembalikan kondisi fisiknya kepada kondisi yang normal. Hal tersebut berarti bahwa dia akan memprioritaskan pengeluarannya pada kebutuhan medis, seperti obat, dokter, rumah sakit dan lain sebagainya. Kejadian tersebut dapat dirumuslan bahwa dia mengeluarkan uangnya untuk kebutuhan medisnya karena dia sakit. 

Bukan hanya kondisi internal saja yang mempengaruhi seseorang dalam membeli suatu barang. Kondisi eksternal seperti kondisi geografis, politik, budaya dan sosial sering mempengaruhi keputusan pembelian seseorang akan suatu barang. Masyarakat Indonesia yang bertempat tinggal di kawasan yang memeiliki dua musim (hujan dan kemarau) lebih memerlukan mantel hujan ketika musim hujan ketimbang penduduk di negara jazirah Arab yang jarang mendapat hujan. Hal ini berarti bahwa masyarakat Indonesia membeli mantel hujan karena iklim Indonesia yang memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. 

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seiring dengan berkembangnya zaman, orang tidak lagi mengkonsumsi suat barang/jasa karena butuh barang tersebut. Mereka sudah menemukan banyak alasan lain dalam membeli suatu barang. Selain untuk memenuhi kebutuhannya, seseorang juga didorong oleh referensi (media) dari barang tersebut, individu (diri sendiri dan orang lain), keluarga (family life circle),  dan situasi (internal dan eksternal) yang dialami orang tersebut.

Dengan adanya faktor-faktor tersebut, dapat dijelaskan bahwa nilai suatu barang bukan hanya berdasarkan fungsi utamanya saja, tetapi juga dapat diukur dari atribut, kondisi pemakainya,  serta waku dan tempat barang tersebut tersedia.  


















Tidak ada komentar: