Saat ini saya sedang dalam
pemburuan untuk membeli VGA yang spec nya : GPU nya GTX 700 ke atas, VRAM nya 2
GB, dan 256 bit. Saya sebenarnya bukan maniak game seperti anak sekolah sekarang yang tiap kali pulang
sekolah langsung singgah ke warnet untuk main Dota atau Point Blank atau game
semacamnya. Saya sendiri tidak begitu mengerti cara memainkan Dota, dan saya
bersyukur akan hal itu. Kalau seandainya saya mengerti cara bermain Dota,
mungkin saya akan menghabiskan seharian full di depan komputer untuk bermain
Dota. Hal ini terlintas di benakku setelah melihat teman satu kos ku yang
(kalau saya bilang : maniak) setiap harinya menghabiskan waktunya di depan
komputer untuk bermain dota. Dia sendiri mahasiswa Gunadarma juga, sama seperti
saya. Tetapi karena kefanatikannya terhadap dota, dia menjadi golongan
mahasiswa yang hadir ketika praktikum dan ujian saja (anda pasti mengerti
maksud saya). Saya tidak tahu apakah dia sudah bekerja atau tidak. Tapi setahu
saya dia merupakan ahli dalam bidangnya. Dia sempat menjadi juara 1 kompetisi
dota di gang tempat kos saya berada. Kefanatikannya terbayar juga.
Disini saya tidak mau lebih
lanjut membahas tentang teman saya yang tadi. Saya mau membahas tentang
game-game mainstream yang bersaing ketat di pasar. Dan game-game tersebut
dikategorikan berdasarkan tahun rilis. Untuk tahun 2013 kemarin saja, sudah
banyak game-game yang bersaing di pangsa pasar. Tahun 2013 juga menjadi sejarah
bagi para gamer karena telah dirilis Xbox One dan PS4 dari masing-masing
publisher: Xbox One dari Xbox, PS4 dari PlayStation. Masing-masing platform
sendiri memiliki keunggulan. Dari angka penjualan, PS4 mengungguli Xbox One.
Sedangkan dari penjualan game, game-game dengan platform Xbox One lebih laku
ketimbang game PS4.
Kalau saya bilang, tahun 2013
merupakan batu loncatan bagi inovasi game modern, karena game yang dirilis pada tahun lalu sudah banyak yang
mengandalkan Next-Gen Engine untuk perancangan game nya. Rockstar dengan GTA V
nya yang mencetak angka penjualan sebagai game terlaris sepanjang sejarah, The
Last Of Us dari Sony Computer Entertainment yang memenangi Electronic Entertainment Expo 2012 (E3 2012)
sebagai game terbaik, dan masih banyak game lainnya yang menurut saya telah
telah berinovasi pada tahun 2013.
Yang saya maksud dengan engine
diatas adalah seperti semacam program perancangan game tersebut. Perumpamaannya
seperti ketika anda merancang sebuah website dengan menggunakan Macromedia
Dream Weaver atau secara mentah dengan html. Jadi Engine merancang mekanisme
game seperti keakuratan wajah karakter, pergerakannya, angin, bayangan, sinar
matahari, tingkat ke-detail-an gedung dan bangunan, dan masih banyak lagi yang
unsur-unsur dalam game yang sangat dibantu oleh engine. Ada berbagai macam
engine andalan yang telah mencetak berbagai game andalan dengan spesifikasi
grafis yang mumpuni, seperti Cry Engine 4 yang merancang Crysis 3, Naughty Dog
Engine yang merancang The Last Of Us, dan Fox Engine yang merancang game-game
yang dirilis Konami seperti PES 2014 dan Metal Gear Solid 5. Jadi bagi anda
yang memainkan PES 2014, anda akan menyadari kemiripan grafis muka karakter
yang mirip dengan karakter di MSG 5.
Saya sendiri penasaran dengan
game yang akan dirilis oleh Ubisoft nanti yaitu Tom Clancy’s : The Division.
Division sendiri menggunakan engine yang bernama Snow Drop Engine. Setelah
melihat trailernya sendiri, saya menjadi semakin penasaran karena grafik yang
disajikan sangat luar biasa bagi saya, yang menyajikan pemandangan kota Manhattan
pada musim dingin yang terabaikan pasca apocalypse. Pergerakan saljunya,
mobil-mobil yang terbengkalai, dan masih banyak lagi yang saya nantikan dari
game tersebut.
Keunggulan dari game-game yang
dirilis oleh Ubisoft adalah bahwa mereka mau merilis game – game berspesifikasi
tinggi untuk semua platform apa saja. Mulai dari PS 3, PS 4, Xbox 360, Xbox
One, PC, Wii dan masih banyak lagi. Mereka sepertinya ingin meraih segmen pasar
apa saja dengan variasi-variasi dari game-game yang mereka rilis. Saya sendiri
takjub dengan cara kerja mereka yang begitu ambisius, seperti ketika saya
melihat video pembuatan game Assassin’s Creed 4 : Black Flag. Untuk membuat 1
game tersebut saja membutuhkan 10 studio yang tersebar di seluruh dunia yang
berada di kota-koya besar seperti: Paris (pusatnya), Montreal, London, New
York, Singapore City dan masih banyak lagi. Jadi mereka membuatnya dengan
berkomunikasi satu antara lain untuk memudahkan pengerjaan proyeknya. Masih
banyak lagi keseriusan Ubisoft dalam merancang game nya. Seperti ketika proyek
Assassin’s Creed 3 yang dimana mereka sampai repot-repot untuk mendatangkan
orang asli Amerika (Indian Amerika) untuk menjadi ahli bahasa Native American
untuk mendukung cerita dari game tersebut. Tapi sayangnya untuk proyek Assassin’s
Creed sendiri masih ada banyak kekurangan yang ditemui para gamer seperti bug yang kadang dijumpai ketika
memainkan game tersebut. Pada proyek Division sendiri kru nya sampai ber
camping 3 hari di alam liar hanya untuk merasakan bagaimana rasanya hidup
dengan segala keterbatasan seperti yang dialami oleh karakter di game tersebut.
Berbeda dengan Rockstar yang ketika
merilis GTA V pada 17 September 2013, tidak
disertakan dengan platform PC. Hal ini sempat mendapatkan protes yang sangat
besar dari para gamer di seluruh dunia. Lebih dari 26.000 (kalau saya tidak
salah kutip) suara yang didapatkan dalam petisi untuk mendorong Rockstar agar
segera merilis GTA V untuk platform PC. Saya sendiri sebagai gamer PC sempat
kecewa dengan kenyataan itu karena nyatanya sampai detik sekarang saya menulis
artikel ini, Rockstar masih belum mau merilis GTA V buat platform PC. Atau
tidak akan? Atau mungkin ada pihak-pihak tertentu yang memonopoli perilisan GTA
V, seperti yang pernah dipaparkan oleh petinggi ASUS? Saya tidak tahu pastinya.
Yang pasti GTA V sampai saat ini masih memegang status sebagai game termahal
yang pernah dibuat dan game terlaris yang pernah dibuat yang dimana laba
kotornya jauh melampaui biaya produksinya.
Saya sendiri juga menunggu even
E3 2014 yang akan diselenggarakan pada 10 Juni hingga 12 Juni yang bertempat di
Los Angeles Convention Center. Even tersebut seperti semacam konvensi game
global kalau saya bilang. Activision, Capcom, Disney, Konami, Microsoft,
Nintendo, Sega, Sony, Square Enix, Telltale, Ubisoft, dan masih banyak lagi
provider game yang akan memamerkan game-game terbaru mereka. Semoga saja saya
bisa nonton live streaming nya lewat youtube.
Saya lebih suka dengan game yang
mengutamakan grafik karena ... saya sendiri tidak tahu. Maksud saya, kenapa
harus susah payah install game di PC, sedangkan anda bisa mendapatkan akses
yang lebih di platform yang sudah umum seperti Xbox dan PS. Tapi yaaa ...
karena ada nya PC, ya mau apa lagi. Maksud saya, saya sudah susah payah beli 1
paket PC di Mangga Dua dengan harga 5 jutaan, tapi kenapa pas main Assassin’s
Creed IV harus dikecilkan resolusinya hingga 1200x800 ? Padahal RAM nya sudah
8GB ... Berarti saya harus beli VGA yang baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar